Sebagai fotografer, ia selalu membawa kamera ke berbagai tempat yang dikunjungi. Hasil jepretan yang ia dapat membuatnya kaget ketika melihatnya dengan teliti di komputer.
"Awalnya saya berharap gambar ini akan kelihatan sangat keren, tapi saya tak menyadari sampai saat mengunduh dari kamera. Benar-benar bertampang setan," ujar Celar, "Ini benar-benar hewan bertampang setan yang pernah saya lihat."
Inilah tampangnya secara close-up:
Devil Beetle ini disebut longhorned. Ya, memang hanya sejenis serangga yang seolah tak berbahaya, kecuali tampangnya yang menyeramkan. Panjang tubuhnya sekitar 4 cm saja. Termasuk dalam genus Anoplophora, berasal dari Asia Timur. Banyak terdapat di Cina, Korea, dan Jepang.
Bagaimanapun, longhorned saat ini membuat khawatir pemerintah Amerika Serikat. Masalahnya, kumbang setan ini termasuk dalam hama invasif yang menghancurkan.
Ditemukan pertama kali di Amerika Serikat tahun 1996, diduga berasal dari belahan kayu dari peti kemas di pelabuhan yang datang dari kawasan Asia.
Perkembang-biakannya di Amerika belakangan membuat pohon-pohon seperti maple, willow, elm, horsechestnut dan birsch terancam. Maklum, longhorned suka memilih jenis-jenis pohon tersebut sebagai host (inang).
Hasilnya, sejak tahun 1996, serangga ini mengakibatkan hancurnya lebih dari 80.000 pohon-pohon tadi. Tentunya, sangat mengancam tempat rekreasi, hutan, dan pohon-pohon penghijauan di kota-kota Amerika.
Perilaku manusia sendiri sebenarnya jadi penyebab kerusakan pada keseimbangan alam. Migrasi manusia ke wilayah-wilayah baru terkadang membawa hewan, atau serangga yang akhirnya merusak lingkungan di tempat baru.
Sebagai contoh Australia, sebelum datangnya orang-orang kulit putih merupakan surga keanekaragaman hayati flora dan fauna. Orang-orang barat ini kemudian membawa kelinci di abad 18, dan akhirnya merusak ekologi di benua kanguru tersebut. Kelinci membuat punah beberapa spesies tanaman dan juga menyebabkan banyak erosi tanah. Sampai sekarang kelinci masih menjadi masalah besar di Australia.
Sumber
Tahukah Kamu?
Kentut sapi termasuk penyebab utama global warming