News Update :
Home » , , » 5 Wabah Serangga di Indonesia

5 Wabah Serangga di Indonesia

Penulis : Unknown on Senin, 02 April 2012 | 22.47

1.      Belalang




Wabah belalang ini tidak terlalu menyerang banyak daerah di Indonesia. Wabah ini menyerang daerah pertanian di Ketapang pada tahun awal tahun 2000an. Bencana ini dialami oleh para petani Desa Sungai Nanjung dan Desa Sungai Jawi Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang. Belalang tersebut memakan benih padi yang telah ditugal dan terlihat hanya tanah saja. Alhasil, para petani yang menggantungkan hidupnya pada padi tersebut terpaksa harus menunda penyemaian benih untuk sementara waktu.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah menjual hama belalang seharga 1000 rupiah. Sampai sekarang, belum ada berita lebih lanjut mengenai hama belalang ini.

2.      Ulat Bulu



Wabah ini pertama kali menyerang sebagian daerah di Indonesia pada bulan Maret 2011. Daerah tersebut di antaranya adalah Bali, Sidoarjo, Pamekasan, Madura, Probolinggo, Bekasi, Bandung, Jakarta, dll. Ulat bulu ini tidak hanya menyerang ladang perkebunan tetapi juga menyerang pemukiman warga. Hewan yang merupakan keluarga Lepidoptera ini menyerang saat pagi dan sore hari. Ada yang berpendapat bahwa wabah ini muncul akibat dari semakin berkurangnya populasi predator burung liar pemakan ulat yang disebabkan oleh perburuan liar. Ada juga berpendapat curah hujan yang meningkat dan berkurangnya populasi tawon yang biasa menghambat perkembang biakkan ulat bulu meningkatkan penyebaran wabah ini.

Efek dari wabah ulat bulu terhadap manusia ini adalah bisa menyebabkan gatal-gatal yang menyiksa. Para warga yang tertimpa wabah ini disibukkan oleh serangan ulat bulu ini. Sehingga, mereka harus membersihkan rumah selama 2 jam di pagi hari dan 2 jam di sore hari. Lalu membakarnya agar tidak menyebar.

Selain masyarakat yang disibukkan oleh ulat bulu ini, pemerintah pun turun tangan mencegah penyebaran ulat bulu ini dengan menyemprot obat sistematik. Saat ini, wabah ulat bulu ini tidak terdengar lagi.

3.      Kupu-kupu Putih



Eit, tunggu dulu. Itu baru ulat lho. Seperti yang Anda ketahui, ulat bulu pasti bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Jika satu ekor ulat bulu saja dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, apalagi ratusan ulat bulu. Wah, menyiksa. Namun, bagaimana jika ribuan ulat bulu tersebut menjadi kupu-kupu? Serangan mereka tidak hanya merayap, namun juga terbang.

Wabah kupu-kupu putih ini terjadi setelah wabah ulat bulu menimpa. Seperit halnya ulat bulu, kupu-kupu putih atau penggerek batang ini dapat merusak tanaman padi dan bisa menimbulkan gatal luar biasa pada manusia sehingga kulit memerah. Apalagi pada malam hari ribuan serangga ini memenuhi jalanan dan masuk kerumah-rumah warga sehingga aktifitas mereka pada malam hari terganggu karena  banyak yang memilih memadamkan lampu agar serangga ini tidak masuk kerumah.

4.      Nyamuk Chikungunya



Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Makonde yang berarti “yang melengkung ke atas”, merujuk kepada tubuh yang membungkuk akibat gejala-gejala arthritis penyakit ini.

Menurut laporan tahun 1982, wabah ini masuk ke Indonesia pertama kali tahun 1973 di Samarinda, kemudian menyebar ke Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta tahun 1983, Muara Enim tahun 1999, Aceh dan Bogor tahun 2001.

Setahun kemudian, demam Chikunguya berjangkit lagi di Bekasi, Purworejo dan Klaten. Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa tanpa kematian. Sampai saat ini pun, korban Chikunguya masih ada dan wabah ini masih menjalar ke seluruh bagian Indonesia.

Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.

Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.

5.      Tomcat



Serbuan serangga tomcat ini pertama kali mewabah di apartemen East Coast Surabaya, Selasa (13/3/2012). Dan sekarang sudah menyebar ke beberapa kota di Jawa Barat, seperti Sukabumi dan Bekasi. Bahayanya bagi manusia adalah apabila Paederus fuscipes ini mengeluarkan cairan dalam tubuhnya yang dapat mengakibatkan gatal-gatal perih pada kulit. Namun, menurut pakar entomologi (ilmu tentang serangga) Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) Aunu Rauf, mengatakan serangga tomcat tidak berbahaya bagi manusia. “Serangga tomcat ini lebih banyak manfaatnya dari pada mudarotnya. Karena dia merupakan sahabat manusia dalam mengendalikan hama wereng coklat,” kata Rauf dilansir dari metrotvnews.com Selasa (20/3). Dia mengatakan, serangga tersebut tidak akan menyerang manusia selama dirinya tidak diganggu. Karena serangga tersebut akan mengeluarkan racunnya bila ia merasa terancam.

Serangga tomcat ternyata tidak hanya terjadi di Surabaya, Bekasi pun sudah mengalaminya. Bahkan, serangan itu sudah terjadi sejak tahun lalu. “Kami mengalami serangan dahsyat pada bulan April hingga Juni 2011. Ratusan tomcat menyerang kavling-kavling warga, namun tidak ada tindakan nyata dari dinas terkait”, ujar pihak pengelola Rumah Susun Sewa Duren Jaya, Sumini, Rabu (21/3) dilansir dari republika.co.id.

Saat ini korban tomcat di Surabaya telah mencapai 115 orang, Yogyakarta 12 orang, dan beberapa daerah seperti Bekasi dan Sukabumi yang belum tercatat jumlah korbannya.

Menurut Aunu Rauf, wabah ini tidak akan berlangsung lama, hanya sebulan dan warga tidak perlu cemas selama tahu cara mengantisipasinya. Jangan dibiarkan terancam, karena bisa mengeluarkan cairan. Cukup meniupnya saja sampai terusir. 

Sumber

Kata Mutiara Hari Ini

Hakikatku adalah yang aku pikirkan, bukan apa yang aku rasakan - Albert Einstein
Share this article :
 
Design Template by Mas Kentir | Support by creating website | Powered by Blogger