Menurut The History Channel, Anderson merupakan seorang jurnalis. Saat diculik dia menjabat Kepala Koresponden kantor berita Associated Press untuk Timur Tengah dan sedang meliput perang saudara di Lebanon, yang berlangsung dari 1975 hingga 1990.
Pada 16 Maret 1985, Anderson diculik di sebelah barat Ibukota Beirut setelah bermain tennis. Para penculik membawanya ke kawasan pinggiran di selatan Beirut. Dia menghabiskan waktunya di sana sebagai tahanan di ruang bawah tanah selama enam setengah tahun.
Anderson merupakan satu dari 92 warga asing – termasuk 17 asal AS – yang diculik selama perang saudara di Lebanon. Kelompok Hisbullah dituding sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kasus-kasus penculikan itu.
Organisasi militan Syiah itu dibentuk pada 1982 untuk memerangi pasukan pendudukan Israel di Lebanon. Selain perlawanan bersenjata, mereka pun menculik beberapa warga Amerika – termasuk Anderson – beberapa saat setelah pengadilan Kuwait memenjarakan 17 pengikut Syiah atas kasus pengeboman Kedubes AS dan Prancis di kerajaan itu pada 1983.
Beroperasi di Lebanon, Hisbullah menerima dukungan keuangan dan spiritual dari Iran. Maka, musuh Iran pun dianggap sebagai musuh Hisbullah, termasuk AS.
Pada dekade 1990an, hubungan AS dengan Iran dan beberapa negara di Timur Tengah saat itu mulai membaik. Perang saudara di Lebanon pada 1990 pun berakhir. Iran pun mengupayakan pembebebasan semua sandera asing di Lebanon pada 1991.
Maka, pada 4 Desember 1991, Anderson akhirnya bisa pulang ke AS dan kembali berkumpul bersama keluarga, termasuk putrinya yang lahir tiga bulan setelah dia diculik. Pada 1999, Anderson menggugat pemerintah Iran sebesar US$100 juta dengan tuduhan mensponsori para penculiknya. Dia pun mendapat kompensasi dengan jumlah yang tidak disebutkan secara detil.
Sumber
Tahukah Kamu?
Nama mobil Nissan berasal dari bahasa jepang Ni : 2 dan San : 3. Nissan : 23