Senin, 25 Juni 2012

Juragan Kue dari Indonesia Pencatat 2 Rekor Guinness Book of the Records

Juragan Kue dari Indonesia Pencatat 2 Rekor Guinness Book of the Records - Usianya sudah menginjak 54 tahun. Tapi Nila Sari tetap energik. Saban hari, kecuali Ahad, ia mampu melayani para siswa yang ingin belajar membuat makanan, kue, atau sekadar mendekorasi kue. Dari jam 11 hingga lima sore, ia mengajar di rumahnya yang sudah berubah jadi sekolah bernama "Kursus Kue dan Makanan Nila Sari". "Saya cuma punya waktu berolahraga jalan kaki pagi hari," ujar wanita yang bernama Tionghoa Lie Fen.

Berbagai pilihan studi ditawarkan. Bila ingin menguasai 50 jenis kue dan makanan, siswa cuma butuh waktu belajar 3-4 hari. "Sudah ribuan siswa yang belajar di sini," katanya. Karena kesibukan itulah, waktunya hanya tercurah untuk memberikan ilmu kepada anak didiknya.

Tempat kursusnya terletak di Jalan Mohammad Mansur, Jakarta Barat. Nila Sari bukan sembarang guru kue. Namanya sudah kesohor di kalangan ibu-ibu. Prestasinya tak main-main. Pada Juni tahun lalu, ia mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, karena sukses membuat lemper sepanjang 2,7 meter, terbesar di Indonesia.

Lima tahun sebelumnya, ia juga bikin geger pengunjung pameran kue di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Kala itu, ia membuat kue bola dunia raksasa. Isinya lengkap. Ada kue berbentuk benua, bendera sejumlah negara, dan tak ketinggalan lambang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di tingkat internasional, prestasinya juga membanggakan. Ibu tiga anak ini sudah dua kali mencatatkan diri dalam Guinness Book of the Records, sebuah buku yang memuat rekor-rekor baru di dunia. Pada akhir 1987, ia berhasil membuat kue pohon Natal setinggi 12,6 meter. Kue ini dianggap tertinggi di mata pengelola buku tadi. Dua tahun berikutnya, namanya masuk lagi dalam Guinness Book of the Records. Kali ini ia membuat kue Tugu Pahlawan, tingginya 23,68 meter.

Gelar yang sudah direngkuh tentu tidak melalui proses yang gampang dan singkat. Nila Sari merintisnya dari bawah. Pada umur enam tahun, warga kelahiran Jakarta keturunan Tionghoa ini rajin membantu ibunya di dapur. Di situ ia mulai belajar membikin kue. Lama-kelamaan ia tertarik membuat kue sendiri. Dari mencari bahan, mengadon, hingga menjadi kue siap saji.

Sayang, hobi membuat makanan ini membuat sekolahnya terbengkalai. Selepas dari SMP 3 (dulu bernama Shie Ho), Jalan Toko Tiga, Jakarta Barat, ia tak berniat melanjutkan ke SMA. "Waktu itu ada peristiwa G-30-S," ujarnya. Ia lalu belajar mendekorasi kue di Household Institute "Herry Linggo", Jakarta, pada 1970. Diploma dekorasi kue dan makanan diperoleh.

Sembilan tahun kemudian, Nila belajar dekorasi kue ke Wilton School, Woodridge, Illinois, Amerika Serikat. Itu adalah sekolah kue kondang yang berdiri sejak 1929. Selesai menimba ilmu di negeri Paman Sam itu, ia mendalami lagi dekorasi kue di Australia, Prancis, Italia, Hong Kong, Jerman, Singapura, dan Filipina, untuk urusan yang sama. Pokoknya berbagai kursus di luar negeri diikuti setiap tahun hingga 1986. Di sejumlah negara itu, ia juga menyempatkan diri belajar membuat berbagai jenis masakan.

Ketekunannya itu membuahkan hasil. Nila Sari kini dikenal sebagai pembuat kue yang piawai. Sekolah dan toko kuenya tersebar, dengan sistem waralaba. Tak percuma Nila berburu ilmu kue ke mana-mana.

Sumber

Tahukah Kamu?
Eropa adalah benua tanpa padang pasir
Itulah berita untuk 'Juragan Kue dari Indonesia Pencatat 2 Rekor Guinness Book of the Records', semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi buat kamu.