Jumat, 08 Juni 2012

Fakta-fakta Unik Pada Sejarah Euro

Berikut ini beberapa fakta unik yang dikumpulkan kantor berita AFP mengenai kejuaraan sepak bola Eropa , yang akan dimulai di Polandia dan Ukraina pada 8 Juni.

Bir dan sampanye tim Denmark
Denmark dihuni oleh sekelompok pemain yang siap menjalani liburan musim panas, sampai mereka mendapat panggilan penuh kejutan untuk berpartisipasi di Euro 1992, setelah Yugoslavia dicoret karena terjadi perang saudara di Balkan.
Namun nuansa liburan tetap dijaga di markas latihan Denmark, di mana mereka diizinkan membawa para istri dan kekasih, serta diperbolehkan mengonsumsi bir. Pada akhir turnamen mereka meminum sampanye, karena mereka berhak mengangkat trofi.

Luxemburg pernah bikin kejutan
Denmark setidaknya kerap lolos ke beberapa kejuaraan besar, namun hal itu tidak dapat dilakukan negara kecil, Luksemburg. Tim yang kerap menjadi bulan-bulanan di grupnya ini, berhasil menikmati momen langka untuk menjadi sorotan pada kejuaraan 1964.

Menyingkirkan Belanda pada babak 16 besar, mereka hampir menembus final di Spanyol - saat itu hanya empat tim yang bermain di putaran final - namun Luxemburg kalah 0-1 dari Denmark di pertandingan ulangan perempat final, setelah dua pertandingan pertama berakhir dengan skor agregat 5-5.

Turki pantang menyerah
Spanyol memang memenangi mahkota Euro 2008, namun jika ada trofi untuk ketangguhan, Turki akan mendapatkannya, di mana mereka memiliki reputasi sebagai ahlinya mencetak gol di menit-menit terakhir.

Mereka mengalahkan Swiss di menit kedua tambahan waktu pada pertandingan fase grup, dan kemudian mencetak gol pada menit ke-87 dan 89, untuk bangkit dari ketertinggalan dan mengalahkan Ceko dengan skor 3-2 di pertandingan fase grup lainnya.

Saat menghadapi Kroasia di perempat final, mereka menolak untuk menyerah meski tertinggal satu gol di masa tambahan waktu, dan menyamakan kedudukan di menit kedua tambahan waktu. Mereka kemudian menang adu penalti dengan skor 3-1.

Namun meski mampu menyamakan kedudukan di menit ke-86 untuk membuat skor menjadi imbang 2-2 melawan Jerman di semifinal, mereka kemudian kalah 2-3 saat lawan mereka mencetak gol kemenangan di menit terakhir.

Kutukan Yugoslavia
Bagi sebuah negara yang telah menciptakan beberapa pesepak bola terbaik Eropa, Yugoslavia tidak pernah mengecap prestasi puncak di Euro.

Mereka kalah pada dua final - 1-2 dari uni Soviet setelah perpanjangan waktu pada 1960, dan kemudian 0-2 dari Italia pada pertandingan ulangan, setelah laga pertama berakhir dengan skor imbang 1-1 pada Euro 1968.

Setelah itu, terpisah dari dicoretnya mereka pada 1992 karena Yugoslavia dilanda perang, selama 32 tahun bermain sebagai sebuah negara di Euro, mereka hanya mencatatkan satu kemenangan - 1-0 melawan Norwegia pada 2000.

Mereka juga menggenggam rekor yang tidak diinginkan, dengan kalah 0-5 dari Denmark pada fase grup Euro 1984, dan dihancurkan Belanda 1-6 pada 2000.

Italia memenangi lotere
Keberuntungan menjadi milik Italia pada Euro 1968, di mana mereka mencapai final karena memilih sisi koin yang pas pada laga semifinal dengan Uni Soviet yang berakhir imbang 0-0.

Diktator Franco intervensi
Politik memain perannya pada Euro 1960 ketika diktator fasis Spanyol, Francisco Franco, menolak mengizinkan Timnas Spanyol bermain melawan Uni Soviet yang berpaham komunis pada perempat final, sehingga Soviet berhak melaju ke semifinal.

Kejadian serupa tidak terulang empat tahun kemudian, di mana kedua negara tersebut berhasil melaju ke final, dan Spanyol menang 2-1 di Madrid.

Jerman ditaklukkan Ceko lewat adu penalti
Jerman dikenal memiliki mental bagus terhadap adu penalti, dan mereka hanya kalah satu kali dari enam kesempatan di Euro dan Piala Dunia.

Kejadian ini terjadi pada final Euro 1976 melawan Cekoslovakia, setelah pertandingan berakhir imbang 2-2.

Uli Hoeness gagal memasukkan penalti, dan kemenangan Ceko dikunci oleh Antonin Panenka, yang menendang bola ke bagian tengah gawang, sedangkan Sepp Maier bergerak ke kiri.

Tujuh hatrik yang mengagumkan
Tujuh pemain telah membukukan hatrik di putaran final Euro, dengan presiden UEFA, Michel Platini berada di posisi teratas, dengan dua treble sempurnanya (satu gol dari sundulan, dan dua gol dari dua kaki yang berbeda) pada Euro 1984 melawan Belgia dan Yugoslavia.

Sosok lain adalah David Villa (Spanyol), Patrick Kluivert (Belanda), Sergio Conceicao (Portugal), Marco van Basten (Belanda), Klaus Allofs (Jerman), dan Dieter Mueller (Jerman).

Dua tim bertemu di awal dan di akhir kompetisi
Pada dua kesempatan, terjadi dua tim yang pertama kali bertemu di pertandingan fase grup, dan kembali bertemu di partai final.

Jerman mengalahkan Republik Ceko dengan skor 2-0 pada pertandingan fase grup, sebelum mengalahkan mereka melalui gol emas oleh Oliver Bierhoff pada final Euro 1996.

Yunani menaklukkan tuan rumah Euro 2004, Portugal, dengan skor 2-1 pada pertandingan pembuka grup, dan kemudian menutup kompetisi tersebut dengan skor 1-0 atas lawan yang di partai final.
(H-RF)

Editor: Aditia Maruli

Sumber : antaranews.com